Kamis, 15 Desember 2011

PERMASALAHAN EKONOMI MAKRO

BAB I
Pendahuluan
Selama tiga tahun dari 2005, 2006, dan 2007 perekonomian Indonesia tumbuh cukup signifikan (rata-rata di atas 6%), menjadikan Indonesia saat ini secara ekonomi cukup dipertimbangkan oleh perekonomian dunia. Hal ini dapat dilihat dengan diundangnya Indonesia ke pertemuan kelompok 8-plus (G8plus) di Kyoto Jepang pada bulan Juli 2008 bersama beberapa negara yang disebut BRIICS (Brasil, Rusia, India, Indonesia dan South Africa). Pada tahun 2008 pendapatan per kapita Indonesia sudah meliwati US$ 2.000, bahkan pada tahun 2009, GDP Indonesia ditetapkan di atas angka 5.000 triliun Rupiah atau setara dengan US$ 555 milyar. Angka-angka ini cukup mendukung estimasi bahwa pada tahun 2015 Indonesia sudah menjadi salah satu raksasa ekonomi dunia dengan GDP di atas US$ 1 triliun. Namun masih banyak hambatan yang dihadapi oleh perekonomian Indonesia untuk menuju kesana, misalnya; kondisi infrastruktur perekonomian (seperti jalan, jembatan, pelabuhan dan listrik), tingginya angka pengangguran (kisaran 9%), tingginya inflasi yang disebabkan oleh meningkatnya harga energi dunia (sudah menyentuh 11,,%), belum optimalnya kedatangan FDI ke Indonesia, belum optimalnya peranan APBN sebagai stimulus ekonomi (belum ekspansif).[1]









BAB II
PEMBAHASAN
Dari definisinya, daya aplikasi ilmu ekonomi sangat lugas; Di mana ada masalah kelangkaan, di situ ilmu ekonomi dapat diterapkan. Tidak berarti pars ekonom harus terlibat di segala bidang. Sebab masalah yang paling menjadi perhatian ekonom adalah apakah memang sudah terjadi alokasi sumber daya yang efisien? Apa indikator-indikatornya? Para ekonom melihat masalah di atas, baik secara individu maupun agregat.
Proses alokasi sumber daya secara efisien di tingkat individu, perusahaan dan in¬dustri (kumpulan perusahaan yang menghasilkan barang sejenis), dibahas dalam TeoriEkonomi Mikro. Efisiensi di tingkat mikro belum tentu baik untuk keseluruhan (makro). Misalnya, agar harga-harga produk industri murah, sebaiknya teknologi yang digunakan padat modal. Tetapi pilihan ini menghilangkan kesempatan kerja sehingga menimbulkan pengangguran. lika tidak ada yang bekerja, pasaran lokal tidak ada karena tidak ada daya bell. Ternyata pilihan teknologi padat modal, merugikan in¬dustri-pemilik modal. Terlihat bahwa pilihan teknologi padat modal memungkinkan efisiensi di tingkat industri (mikro), tetapi tidak secara keseluruhan (makro); Banyak sumber daya manusia yang tidak teralokasi. Masalah-masalah ini dibahas dalam Teori Ekonomi Makro. Indikator efisiensi makro lebih kompleks dibanding mikro. Ada empat ukuran efisiensi yang biasa digunakan dalam buku teksekonomi makro: Output (GNP) dan Pertumbuhan (Growth), Kesempatan Kerja ( Employment), Stabilitas Harga (Price Stability) dan Stabilitas Kurs Exchange Rate Stability).
a. Teori Ekonomi Mikro
Teori ekonomi mikro, sesuai dengan namanya (mikro), dapat diartikan sebagai "ilmu ekonomi kecil". Berdasarkan pads corak dan ruang lingkup analisisnya, teori ekonomi mikro diartikan sebagai "Bagian dari ilmu ekonomi yang menganalisis mengenai bagian-bagian kecil dari keseluruhan kegiatan perekonomian".
Ada beberapa aspek yang dianalisis teori ekonomi mikro, tiga aspek penting di antaranya adalah sebagai berikut.
1). Interaksi di Pasar Barang
Dilihat dari pandangan ekonomi mikro, suatu perekonomian merupakan pengga¬bungan dari berbagai jenis pasar barang. Oleh Sebab itu untuk mengenai corak kegiatan suatu perekonomian kits antara lain perlu memperhatikan corak operasi suatu pasar. Pasar dalam pengertianekonomi tidak berwujud secara fisik; pasar merupakan per¬temuan antara permintaan (demand) dan penawaran (supply), atau mempertemukan penjual dan pembeli suatu barang. Melalui interaksi di antara penjual dan pembeli, pasar akan menentukan tingkat harga suatu barang dan jumlah barang yang diperjual¬belikan. Contohnya adalah pasar bergs, pasar pakaian, pasar komputer, pasar mobil. Teori ekonomi mikro tidak menerangkan operasi keseluruhan pasar-pasar tersebut. Untuk menunjukkan bagaimana suatu pasar berfungsi dan beroperasi, teori ekonomi mikro hanya menjelaskan tentang interaksi di antara penjual dan pembeli di suatu pasar barang.
2). Tingkah Laku pembeli dan penjual
Dalam analisis ini teori ekonomi mikro bertitik tolak dari dua asumsi. Asumsi per¬tama: para pembeli dan penjual menjalankan kegiatan ekonomi mereka secara rasional; kedua: para pembeli berusaha memaksimumkan kepuasan yang mungkin dinik¬matinya, sedangkan para penjual berusaha memaksimumkan keuntungan yang akan diperolehnya dari kendala-kendala yang dimilikinya. Berdasarkan asumsi-asumsi ter¬sebut, teoriekonomi mikro menunjukkan
(a) bagaimana seorang pembeli mengguna¬kan sejumlah pendapatan untuk membeli berbagai jenis barang yang dibutuhkannya, dan
 (b) bagaimana seorang penjual atau produsen menentukan tingkat produksi yang akan dilakukannya.
3).    Interaksi di pasar Faktor produksi
Individu-individu dalam perekonomian adalah pemilik faktor-faktor produksi. Mereka menawarkan faktor-faktor produksi tersebut untuk memperoleh pendapatan. pendapatan tersebut untuk selanjutnya akan digunakan guns membeli barang dan jasa yang mereka butuhkan. Sebaliknya, penjual-penjual membutuhkan faktor-faktor pro¬duksi untuk memproduksikan barang dan jasa. Oleh sebab itu mereka akan menjadi pembeli faktor-faktor produksi. Interaksi di antara pembeli dan penjual faktor-faktor produksi di berbagai pasar faktor produksi akan menentukan "harga" suatu faktor pro¬duksi dan banyaknya jumlah faktor produksi tersebut yang akan digunakan. Macam¬-macam faktor produksi dan "harganya" (balas jasa) adalah tenaga kerja (labor) yang diberikan upah atau gaji (wages/salary), modal (capital) yang diberikan bungs (interest) dan dividen, tanah (land) yang diberikan sews (rent) dan kewirausahaan (entrepreneur¬ship) yang diberikan labs (profit).
b. Teori Ekonomi Makro
Sesuai dengan namanya pula, "makro" berarti besar. Dengan demikian, teori ekonomi makro menganalisis keseluruhan kegiatan perekonomian, bvi-sifat global dan tidak memperhatikan kegiatan ekonomi yang dilakukan olch unit-unit kecil dalam perekonomian. Dalam menganalisis mengenai kegiatan pembeli, misalnya, yang dianalisis bukanlah mengenai tingkah laku seorang pembeli, melainkan keseluruhan pembeli yang ada di pasar. Kits jugs tidak lagi memperhatikan permintaan dan penawaran terhadap suatu barang (misalnya permintaan terhadap mobil, atau penawaran kopi), melainkan permintaan dan penawaran barang-barang secara keseluruhan (agregat).
Ada beberapa aspek yang di analisis teori ekonomi makro, antara lain adalah sebagai berikut:
1). Penentuan Tingkat Kegiatan Perekonomian Negara
Dalam hal ini teori ekonomi makro menganalisis mengenai sampai sejauh mans suatu perekonomian akan menghasilkan barang dan jasa. Tingkat kegiatan
perekono¬mian ini ditentukan oleh pengeluaran agregat dalam perekonomian, yang meliputi:
            (1) pengeluaran rumah tangga atau konsumsi rumah tangga, 
            (2) pengeluaran pemerintah, 
(3) pengeluaran perusahaan atau investasi, serta 
(4) ekspor dan impor.
Analisis dalam teori ekonomi makro juga memperhatikan perubahan harga-harga dan pengaruh perubahan jumlah uang beredar terhadap pengeluaran agregat.
2). Pengeluaran Agregat
Masalah akan timbul bila pengeluaran agregat tidak mencapai tingkat yang ideal. Idealnya, pengeluaran agregat mencapai tingkat yang diperlukan untuk mewujudkan kesempatan keria penuh (fullemployment) tanpa menimbulkan inflasi, meskipun dalam praktiknya tujuan ini sulit dicapai.
3). Mengatasi Pengangguran dan Inflasi
Perekonomian tidak dapat secara otomatis mengatasi -masalah pengangguran dan inflasi. Tindakan pemerintah diperlukan untuk mengatasi kedua masalah itu, yaitu melalui serangkaian kebijakan, berupa kebijakan moneter dan kebijakan fiskal. Kebi¬jakan moneter adalah langkah-langkah pemerintah dalam mempengaruhi jumlah uang beredar (money supley) dalam perekonomian atau mengubah suku bunga dengan tuju¬an untuk mengatasi masalah perekonomian yang dihadapi. Sedangkan kebijakan fiskal adalah langkah-langkah pemerintah mengubah struktur dan jumlah pajak serta penge¬luarannya dengan maksud untuk mempengaruhi tingkat kegiatan perekonomian.[2]



BAB III
PERMASALAHAN EKONOMI MAKRO
a. Masalah Kemiskinan dan Pemerataan
Pada akhir tahun 1996 jumlah penduduk miskin Indonesia sebesar 22,5 juta jiwa atau sekitar 11,4% dari jumlah seluruh penduduk Indonesia. Namun, sebagai akibat dari krisis ekonomi yang berkepanjangan sejak pertengahan tahun 1997, jumlah penduduk miskin pada akhir tahun itu melonjak menjadi sebesar 47 juta jiwa atau sekitar 23,5% dari jumlah keseluruhan penduduk Indonesia. Pada akhir tahun 2000, jumlah penduduk miskin turun sedikit menjadi sebesar 37,3 juta jiwa atau sekitar 19% dari jumlah seluruh penduduk Indonesia.
Dari segi distribusi pendapatan nasional, penduduk Indonesia berada dalam kemiskinan. Sebagian besar kekayaan banyak dimiliki kelompok berpenghasilan besar atau kelompok kaya Indonesia.
b. Krisis Nilai Tukar
Krisis mata uang yang telah mengguncang Negara-negara Asia pada awal tahun 1997, akhirnya menerpa perekonomian Indonesia. Nilai tukar rupiah yang semula dikaitkan dengan dolar AS secara tetap mulai diguncang spekulan yang menyebabkan keguncangan pada perekonomian yang juga sangat tergantung pada pinjaman luar negeri sector swasta. Pemerintah menghadapi krisis nilai tukar ini dengan melakukan intervensi di pasar untuk menyelamatkan cadangan devisayang semakin menyusut. Pemerintah menerapkan kebijakan nilai tukar yang mengambang bebas sebagai pengganti kebijakan nilai tukar yang mengambang terkendali.



c. Masalah Utang Luar Negeri
Kebijakan nilai tukar yang mengambang terkendali pada saat sebelum krisis ternyata menyimpan kekhawatiran. Depresiasi penurunan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing terutama dolar ASyang relative tetap dari tahun ke tahun menyebabkan sebagian besar utang luar negeri tidak dilindungi dengan fasilitas lindung nilai (hedging) sehingga pada saat krisis nilai tukar terjadi dalam sekejap nilai utang tersebut membengkak. Pada tahun1997, besarnya utang luar negeri tercatat 63% dari PDB dan pada tahun 1998 melambung menjadi 152% dari PDB.

Untuk mengatasi ini, pemerintah melakukan penjadwalan ulang utang luar negeri dengan pihak peminjam. Pemerintah juga menggandeng lembaga-lembaga keuangan internasional untuk membantu menyelesaikan masalah ini.
d. Masalah Perbankan dan Kredit Macet
Besarnya utang luar negeri mengakibatkan permasalahan selanjutnya pada system perbankan. Banyak usaha yang macet karena meningkatnya beban utang mengakibatkan semakin banyaknya kredit yang macet sehingga beberapa bank mengalami kesulitan likuiditas. Kesulitan likuiditas makin parah ketika sebagian masyarakat kehilangan kepercayaannya terhadap sejumlah bank sehingga terjadi penarikan dana oleh masyarakat secarabesar-besaran (rush).
Goncangan yang terjadi pada system perbankan menimbulkan goncangan yang lebih besar pada system perbankan secara keseluruhan, sehingga perekonomian juga akan terseret ke jurang kehancuran.
Alasan-alasan di atas menyebabkan pemerintah memutuskan untuk menyelamatkan bank-bankyang mengalami masalah likuiditas tersebut dengan memberikan bantuan likuiditas. Namun untuk mengendalikan laju inflasi, bank sentral harus menarik kembali uang tersebut melalui operasi pasar terbuka. Hal ini dilakukan dengan meningkatnya suku bunga SBI.
Kebijakan ini kemudian menimbulkan dilema karena peningkatan suku bunga menyebabkan beban bagi para peminjam (debitor). Akibatnya tingkat kredit macet di system perbankan meningkat dengan pesat. Dilema semakin kompleks di saat system perbankan mencoba mempertahankan likuiditasyang mereka miliki dengan meningkatkan suku bungan simpanan melebihi suku bunga pinjaman sehingga mereka mengalami kerugian yang berakibat pengikisan modal yang mereka miliki.
e. Masalah Inflasi
Masalah inflasi yang terjadi di Indonesia tidak terlepas kaitannya dengan masalah krisis nilai tukar rupiah dan krisis perbankan yang selama ini terjadi. Pada tahun 2004 tingkat inflasi Indonesia pernah mencapai angka 10,5%. Ini terjadi karena harga barang-barang terus naik sebagai akibat dari dorongan permintaan yang tinggi. Tingginya laju inflasi tersebut jelas melebihi sasaran inflasi BI sehingga BI perlu melakukan pengetatan di bidang moneter. Pengetatan moneter tidak dapat dilakukan secara drastic dan berlebihan karena akan mengancam kelangsungan proses penyehatan perbankan dan program restrukturisasi perusahaan.
f. Pertumbuhan Ekonomi dan Pengangguran
Menurunnya kualitas pertumbuhan ekonomi tahun 2005-2006 tercermin dari anjloknya daya serap pertumbuhan ekonomi terhadap angkatan kerja. Bila di masa lalu setiap 1% pertumbuhan ekonomi mampu menciptakan lapangan kerja hingga 240 ribu maka pada 2005-2006 setiap pertumbuhan ekonomi hanya mampu menghasilkan 40-50 ribu lapangan kerja. Berkurangnya daya serap lapangan kerja berarti meningkatnya penduduk miskin dan tingkat pengangguran. Untuk menekan angka pengangguran dan kemiskinan, pemerintah perlu menyelamatkan industry-industri padat karya dan perbaikan irigasi bagi pertanian.


B. KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM BIDANG EKONOMI
Ilmu ekonomi muncul karena adanya tiga kenyataan berikut :
• Kebutuhan manusia relatif tidak terbatas.
• Sumber daya tersedia secara terbatas.
•Masing-masing sumber daya mempunyai beberapa alternatif penggunaan.
Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia di dalam memenuhi kebutuhannya yang relatif tidak terbatas dengan menggunakan sumber daya yang terbatas dan masing-masing sumber daya mempunyai alternatif penggunaan (opportunity cost).
Secara garis besar ilmu ekonomi dapat dipisahkan menjadi dua yaitu ilmu ekonomi mikro dan ilmu ekonomi makro.
1. Ekonomi Makro
Ilmu ekonomi makro mempelajari variabel-variabel ekonomi secara agregat (keseluruhan). Variabel-variabel tersebut antara lain : pendapatan nasional, kesempatan kerja dan atau pengangguran, jumlah uang beredar, laju inflasi, pertumbuhan ekonomi, maupun neraca pembayaran internasional.
Ilmu ekonomi makro mempelajari masalah-masalah ekonomi utama sebagai berikut :
• Sejauh mana berbagai sumber daya telah dimanfaatkan di dalam kegiatan ekonomi. Apabila seluruh sumber daya telah dimanfaatkan keadaan ini disebut full employment. Sebaliknya bila masih ada sumber daya yang belum dimanfaatkan berarti perekonomian dalam keadaan under employment atau terdapat pengangguran/belum berada pada posisi kesempatan kerja penuh.
• Sejauh mana perekonomian dalam keadaan stabil khususnya stabilitas di bidang moneter. Apabila nilai uang cenderung menurun dalam jangka panjang berarti terjadi inflasi. Sebaliknya terjadi deflasi.
• Sejauh mana perekonomian mengalami pertumbuhan dan pertumbuhan tersebut disertai dengan distribusi pendapatan yang membaik antara pertumbuhan ekonomi dan pemerataan dalam distribusi pendapatan terdapat trade off maksudnya bila yang satu membaik yang lainnya cenderung memburuk.
2. Ekonomi Mikro
Sementara ilmu ekonomi mikro mempelajari variabel-variabel ekonomi dalam lingkup kecil misalnya perusahaan, rumah tangga.
Dalam ekonomi mikro ini dipelajari tentang bagaimana individu menggunakan sumber daya yang dimilikinya sehingga tercapai tingkat kepuasan yang optimum. Secara teori, tiap individu yang melakukan kombinasi konsumsi atau produksi yang optimum bersama dengan individu-individu lain akan menciptakan keseimbangan dalam skala makro dengan asumsi ceteris paribus.
Perbedaan ekonomi mikro dan ekonomi makro. Dilihat dari Ekonomi Mikro Ekonomi Makro
Harga Harga ialah nilai dari suatu komoditas (barang tertentu saja) Harga adalah nilai dari komoditas secara agregat (keseluruhan)
Unit analisis Pembahasan tentang kegiatan ekonomi secara individual.  
* Contohnya permintaan dan dan penawaran, perilaku konsumen, perilaku produsen, pasar, penerimaan, biaya dan laba atau rugi perusahaan Pembahasan tentang kegiatan ekonomisecara keseluruhan.
* Contohnya pendapatan nasional, pertumbu8han ekonomi, inflasi, pengangguran, investasi dan kebijakan ekonomi.Tujuan analisis Lebih memfokuskan pada analisis tentang cara mengalokasikan sumber daya agar dapat dicapai kombinasi yang tepat. Lebih memfokuskan pada analisis tentang pengaruh kegiatan ekonomi terhadap perekonomian secara keseluruhan
Masalah-masalah yang dihadapi pemerintah di bidang ekonomi
1. Masalah kemiskinan
Upaua penanggulangan kemiskinan dapat dilakukan melalui berbagai cara, misalnya program IDT (Inpres Desa Tertinggal), KUK (Kredit Usaha Kecil), KMKP (Kredit Modal Kerja Permanen) PKT (Program Kawasan Terpadu), GN-OTA dan program wajib belajar.
2. Masalah Keterbelangkangan
Masalah yang dihadapi adalah rerndahnya tingkat pendapatan dan pemerataannya, rendahnya pelayanan kesehatan, kurang terpeliharanya fasilitas umum, rendahnya tingkat disiplin masyarakat, renddahnya tingkat keterampilan, rendahnya tingkat pendidikan formal, kurangnya modal, produktivitas kerja, lemahnya manajemen usaha. Untuk mengatasi masalah ini pemerintah berupaya meningkatkan kualitas SDM, pertukranan ahli, transper teknologi dari Negara maju.
3. Masalah pengangguran dan kesempatan kerja
Masalah pengangguran timbul karena terjadinya ketimpangan antara jumlah angkatan kerja dan kesempatan kerja yang tersedia. Untuk mengatasi masalah ini pemerintah melakukan pelatihan bagi tenaga kerja sehingga tenaga kerja memeiliki keahlian sesuai dengan lapangan kerja yang tersedia, pembukaan investasi baru, terutama yang bersifat padat karya, pemberian informasi yang cepat mengenai lapangan kerja.
4. Masalah kekurangan modal
Kekurangan modal adalah suatu cirri penting setiap Negara yang memulai proses pembangunan. Kekurangan modal disebabkan tingkat pendapatan masyarakat yang rendah yang menyebabkan tabungan dan tingkat pembentukan modal sedikit. Cara mengatasinya memlaui peningkatan kualitas SDM atau peningkatan investasi menjadi lebih produktif.
C. Peran dan Fungsi Pemerintah di Bidang Ekonomi
1. Fungsi stabilisasi, yaitu fungsi pemerintah dalam menciptakan kestabilan ekonomi, sosial politik, hokum, pertahanan dan keamanan.
2. Fungsi alokasi, yaitu fungsi pemerintah sebagai penyedia barang dan jasa public, seperti pembangunan jalan raya, gedung sekolah, penyediaan fasilitas penerangan, dan telepon.
3. Fungsi distribusi, yaitu fungsi pemerintah dalam pemerataan atau distribusi pendapatan masyarakat.[3]










BAB IV
SIMPULAN
Setelah menguraikan secara singkat diatas tentang RUANG LINGKUP EKONOMI, saya dapat menyimpulkan sebagai berikut :
  • Ekonomi adalah semua hal yang menyangkut tentang segala kehidupan manusia (secara individu, negara ,internasional).
  • Kebutuhan merupakan kegunaan yg timbul dari dalam diri seseorang/masyarakat dalam bentuk tuntutan u/memperoleh pemenuhan.kebutuhan manusia dapat dilihat dari berbagai segi,untuk memperoleh pemenuhannya manusia menggunakan barang/jasa.
  • Permasalahan ekonomi terdapat 3 hal penting What,how, Who.
  • Sistem ekonomi,hubungan antara komponen – komponen ekonomi dengan kerangka hukum dan adat yg mengatur bgm komponen melakukan kegiatannya. Sistem ekonomi dapat dibedakan antara lain. kapitalis, sosialis, komunisme.[4]









DAFTAR PUSTAKA
2.      www.infolinks.com
3.      http://zeki.nireblog.com/post/2011/09/19/beberapa-permasalahan-dan-solusi-perekonomian-indonesia



[1] http://zeki.nireblog.com/post/2008/09/19/beberapa-permasalahan-dan-solusi-perekonomian-indonesia
[2] www.infolinks.com
[3] http://agusyantono.wordpress.com

[4] http://dwizeru.wordpress.com/2011/02/24/ruang-lingkup-ekonomi

1 komentar: